KALAU ROCKER JANGAN CENGENG! (2)

27 09 2010

Ringkasan cerita yang lalu:

Resnawan diantar ayahnya ke rumah kos Pak Broto. Sang ayah ‘menyerahkan’ anak semata wayangnya itu kepada sang bapak kos yang ternyata ridiculous & dumb. Saat Ospek di kampus, ia berkenalan dengan cewek manis yang membuatnya kepincut.

Gadis keturunan Tionghoa  bermata jernih itu bernama Erlina Mayawati. Nama asli, Chinese name-nya Hui Siau Yi atau dalam dialek Hokkiannya Hwee Kiauw Yi.  Nasionalismenya justru lebih besar dari orang pribumi seperti Resnawan sendiri! Itu terlihat ketika upacara bendera. Erlina nampak khidmat menghormat sang saka merah putih, bahkan sampai terlihat meneteskan air mata.

Juga saat usai makan nasi kotak jatah dari kampus, Erlina menyisihkan dua nasi kotak yang masih tersisa di meja panjang. Resnawan melongo melihat gadis ini.

“Buat teman di kos-kosanmu?” tanya Resnawan. Erlina tersenyum, menggeleng. Dia menghampiri seorang perempuan pemulung yang memilah-milah kardus nasi kotak. Para pemulung, biasanya memang datang ke kampus bila ada acara Ospek. Selain mengumpulkan kardus atau kertas bekas, mereka berharap ada lauk atau makanan enak yang masih tersisa dan bisa dimakan.

“Mak, ini buat Emak ya? Tuh kasihan si adik kayaknya lapar,” Erlina mengulurkan dua nasi kotak itu ke ibu pemulung yang ditemani bocah perempuan kecil, kira-kira berusia 5 atau 6 tahun. Sang ibu pemulung mencium tangan Erlina dan menyatakan terimakasih berkali-kali. Resnawan jadi trenyuh, ia ikut memberi bantuan spontanitas. Bukan nasi kotak, tapi uang Rp 10.000 yang ia berikan si anak kecil.

Kok kamu nangis?” Erlina mengernyitkan dahi, menoleh, menatap Resnawan. “Kamu cowok, tapi perasaan kamu sensitif juga, rupanya. Terharu ya?”

“Bukan itu, Lin…Geser kakimu dong,” Resnawan menunjuk ke bawah.

Erlina melihat ke bawah, ia tertawa dan lekas menggeser kakinya, yang rupanya menginjak kaki teman barunya ini. Ditepuknya lengan Resnawan.

“Ngomong dong kalau keinjak!”

“Ya kamu, main sikat kakiku aja, nggak lihat-lihat dulu..”

Sorry deh Wan. Ya? Ya?”

Aaaahh!!….Paling susah nih

“Susah kenapa?”

“Ya susah nolak cewek secantik kamu!”

Erlina makin tertawa. Resnawan tersenyum. Rasanya senang sekali melihat cewek itu tertawa lepas, dan memamerkan deretan giginya yang putih serta rata. Sejak itu, mereka makin akrab. Bahkan tak jarang, Resnawan sengaja singgah ke kos-kosan Erlina. Selain senang karena bisa dekat gadis itu, ada sebuah kesenangan yang lain. Yaitu disajikannya aneka kuliner hasil ekspresimen Erlina, yang ternyata tak kalah dengan kue-kue di toko roti. He he he, itung-itung irit anggaran beli snack…

*

Tak terasa sudah beberapa bulan, mereka menjadi teman akrab. Meski jujur saja, Resnawan mengharapkan lebih dari sekadar status “teman akrab”. Istilah TTM alias Teman Tapi Mesra mungkin tepat juga sih, soalnya mereka juga suka nonton atau makan bareng. Tapi istilah itu udah telanjur jamak, biasa, lazim, lumrah,..apalagi ya?..Ya, pokoknya cari istilah lainlah!…Naah!! ATM mungkin tepat. Kepanjangan dari….. : A-teman Tapi Mesra..he he he..sama aja ya? Habis, yang ngarang cerita ini juga bingung sih!

Yah, pokoknya mah Resnawan dan Erlina sudah jadi kayak orang pacaran deh, meski secara KUHP (Kacamata Umum Hukum Pacaran) Pasal 635 Ayat 441 junto b menyatakan bahwa pacaran itu kriterianya adalah:  “Sebuah kegiatan yang dilakukan oleh dua manusia berbeda kelamin, secara intens, kontinyu dan penuh perasaan, serta melibatkan perasaan cinta, dan disahkan dengan adanya pernyataan cinta dari  salah satu pihak dan pihak yang lain menerimanya dengan keikhlasan/ sukacita”. Bingung kalimatnya ya? Lho, dalam hukum, kalimatnya emang gitu, nggak kayak kalimat dalam koran yang penuh editan dengan kaidah estetika tata bahasa itu…

Hingga suatu hari, Resnawan mengumpulkan ‘sekutu-sekutu’ terdekatnya : Franz ‘GK’ Hehamahua dan Harun. GK itu istilah pemberian Resnawan, kepanjangan dari “Grombyang Klonthang”. Istilah dlm Bhs Jawa untuk menunjukkan betapa riuh rendahnya suasana. Pas seperti karakter Franz yang selalu ramai. Sedangkan Harun yang –sungguh berani sumpah– tak ada hubungannya dengan artis Donna Harun ataupun pengamat Refly Harun, orangnya tenang dan sukanya tidur kalau habis ngemil banyak lalu ngopi. Ya, orang lain minum kopi, biasanya susah tidur. Tapi si Harun memang ‘spesies’ aneh, habis minum kopi langsung tidur! Syaraf matanya terbuat dari daun ketela ‘kali ya?…

“Jadi, gua rasa nih, gua udah saatnya ngomong ama Erlina, bahwa gua sebenarnya sayang sama dia. Menurut kalian, ‘gimana?”  lempar Resnawan. Sesaat keduanya terdiam. Franz memegang, mengusap dagu dan manggut-manggut persis ayam habis minum pil KB. Sedangkan Harun berpikir dengan gaya khasnya, yaitu tiarap sambil memegangi hidung. Padahal , apa otaknya bener ada di hidung?

Ngg..kalo boleh kasih usul sih..coba cari cara yang kreatif, bukan kayak dalam kisah cinta tahun ’80-‘90an, dan kalo perlu ada sponsornya..” ucap Franz serius banget. Resnawan & Harun terhenyak mendengar usulnya.

Lu kira ajang dangdutan, pake sponsor segala?” sergah Harun sengit.

“Biar kreatif ‘gitu, Bro,” Franz mendiplomasi.

“Kreatif rambut lu ruwet! ..Eh, Wan, minggu depan kamu ‘kan manggung di acara FISIP Music Night? Coba ajak Erlina ke situ. Selain bisa jadi spirit buat kamu, di situ kamu bisa berikan sinyal-sinyal jelas dulu buat dia. Terserah, apa habis itu mau ‘nembak’ ke dia, boleh aja. Nggak dilarang DPR atau LBH,” usul Harun.

Nahhh!!! Ide baguss!!” Resnawan bersorak, menepukkan tangan ke pundak Harun & Franz. Kedua manusia itu terlonjak kaget , nyaris terjengkang.

Busyet! Bikin orang kaget! Sompret!” omel keduanya penuh amarah.

*

Acara yang digelar di gedung auditorium kampus itu berlangsung meriah. Meski bagi Resnawan, MC-nya masih harus latihan ngocol, koprol, ngompol atau apa kek, lebih keras lagi. Soalnya nggak balance banget. Yang cewek lincah ngomongnya, tapi yang cowok cuma bermodal kata “Ya,..ya,..benar”..Duhhh, jangan-jangan yang ngelatih dia tuh pelatih lumba-lumba di Ancol? Wk wkwk wk wk….

Ah, bodo amat! Yang penting buat Resnawan, bandnya disebut juga sebagai salah satu pengisi acara. Bangga juga. Apalagi kalo ntar bisa ngisi acara “Pemburu Setan”..eits! nggak ding!..Resnawan sadar diri, orangnya pemalu berat, bahkan tak percaya diri, kalau harus lewat kuburan atau nonton film horor.

Dan menunggu giliran tampil di depan bawah panggung, lebih mengasyikkan bagi Resnawan saat duduk di karpet bersama Erlina dan teman-temannya. Apalagi cewek itu menempel di sampingnya. Persis kena sedot vacuum cleaner he he he..

“Dan sekarang, Sutopo,..kita bakal saksikan penampilan dari band yang merupakan gabungan dari anak-anak FISIP, FKIP dan FH..” kata Dina, sang MC cewek pada rekannya. Sutopo?.. Walaahh, cowok kok namanya tua banget tuh MC ‘atu?..Resnawan nyaris terpingkal-pingkal.

“Ya betul, Dina. Siapakah- mereka- gerangan?” sahut Sutopo dengan lagak & wajah serius. Persis kayak lagi ngadepin Ujian Semester dan huruf di lembar soal ilang semua!..

“Mereka punya nama cukup seram tapi keren: Bad Boyz!! Tepuk tangan!!” suara nyaring Dina langsung disambut tepuk tangan penonton yang memadati auditorium. Lebih-lebih Erlina dkk. Resnawan berdiri, dan berjalan ke panggung diikuti kawan-kawannya.

“Din, temen lu nge-MC abis berobat ke Mak Eprot ya? Kaku begitu?” ledek Resnawan pada Dina yang memang dikenalnya baik.

“Harusnya si Boim. Tapi dia kena malaria. Terpaksa deh karung goni ini yang nggantiin,” bisik Dina.

“Apa nggak ada yang lain?”

“Ada. Tapi kalo dia ‘kan nggak nuntut duit. Orang dia yang penting tampil, abis itu fotonya diliat-liatin ke keluarganya di kampung”

“Dasar otak mafia lu!”

Dina cuma tertawa cekikikan dikatai begitu. Ia memperkenalkan satu per satu personal Bad Boyz dengan gayanya yang lincah. Maklum, ia juga nyambi jadi penyiar radio di salah satu radio swasta kota ini. Sambilan lainnya lagi, jadi instruktur senam, voli juga becak!.. Komplit deh.

“Hadirin sekalian, band beraliran rock ini bisa dibilang simbol kekompakan lho.Mereka bukan hanya terdiri dari fakultas atau sekolah yang berbeda, tapi juga dalam banyak hal. Sama kayak DPR sih, cuman bedanya kalau DPR kompaknya hanya saat dikritik soal studi banding ke LN ya? He he..Okey deh, kenalkan, vokal merangkap gitar: Resnawan, dari FKIP Jur Ekonomi! Gitar utama sekaligus backing vocal : Hendra Lie, dari SMA Kanisius! Gitar bas; Isnu dari FH dan dram: Dekky dari FISIP dan sang keboardis; Mike Andrews dari SMA International School..So, give big applaus to… Bad Boyz!!!”

Penonton bertepuk tangan. Mata Resnawan tertuju pada Erlina yang duduk memperhatikannya dari depan bawah panggung. Hendra menginjak pedal sound gitarnya, mencoba efek distorsi. Resnawan menggenjreng gitar listriknya dulu, baru memegang mic.

Selamat malam. Kalau tadi sudah banyak band atau solois yang membawa lagu-lagu pop maupun hits yang jadi trend saat ini, kami mungkin terbilang out to date. Seperti lagu ini yang akan kami bawakan, lagu lama dari White Lion You’re All I Need, yang sedikit kami aransir ulang,” kata Resnawan disambut riuh tepuk tangan penonton. Bahkan ada yang bersuit.

Petikan gitar kumulai dengan nada lebih ke pentatonik, baru kemudian Hendra menyambung ke nada diatonik, memulai intro lagu yang sesungguhnya. Resnawan berusaha membawakan dengan segenap perasaannya. Bahwa tiap bait dalam lagu itu, merupakan curahan perasaannya terhadap Erlina. (kalo kalian mo dengerin juga ni lagu, silakan klik ini nih:file:///D:/My%20Documents/My%20Music/slow%20rock/White%20Lion%20-%2005%20You%27re%20All%20I%20Need.mp3 )

I know that she’s waiting, for me to say forever

I know that I sometimes, just don’t know how to tell her

I want to hold and kiss her, give her my love, make her believe

She doesn’t know, she doesn’t know..

Reff: You’re all I need beside me girl, you’re all I need to turn my world

You’re all I want inside my heart, you’re all I need when we’re apart.. dst dst”

Memang nampak Erlina memperhatikan dengan seksama, saat Resnawan dkk membawakan lagu tsb dengan penuh ekspresif. Gadis itu tak menyanka juga, Resnawan yang selama ini dikenalnya lincah dan lucu, saat di panggung menjadi serius dan penuh penjiwaan. Permainan para personel grup ini juga seolah ikut bicara isi lagu. Mereka memainkan dengan hati, sehingga lagu tsb menjadi begitu hidup bagi sapapun yang mendengarnya. Apalagi saat Mike & Hendra yang jadi backing vocal juga, melatari suara Resnawan dengan sangat harmonis.

eBERSAMBUNGdik!

(foto-foto di atas diambil dari internet, sebagai ilustrasi saja)


Aksi

Information

30 responses

16 10 2010
roby

kasian ya si Michael Hutchence…..

16 10 2010
iwan prasetya

kasihan apa iri, rob?

5 12 2010
makhluklemah

iya kasihan..
*bingung komen apa

16 10 2010
Hairullah

Bisa jadi itu mentalnya gak kuat.. Bisa mati kayak gitu 😀

16 10 2010
iwan prasetya

itu namanya enak di awal, sengsara di akhir. Atau nikmat membawa petaka ya?

17 10 2010
Hairullah

Makanya supaya mental saya kuat.. Saya ikut pramuka
:mrgreen:

Saya suka postingan mas yang tentang info bryan adam karena ciptaan murni… Jujur waktu postingan asli kaya info di blog akan banyak orang mencari di google 😀

17 10 2010
iwan prasetya

terima kasih, terima kasih. saya harap anda jg terus berkarya. mumpung msh muda. ya, kalo nulis artikel, mmg bukan hal yg baru. kbtulan basic qta emang jurnalistik. saya belajar nulis pertama kali di SMP dulu, kbtulan dipercaya mengelola mading. trus waktu kuliah, udah freelance jadi wartawan musik di Majalah VISTA FMTV Jakarta..dst dst deh..tapi smp skrg masih belajar truss..Learning is neverending, man..

17 10 2010
krupukcair

hal seperti ini juga sering saya dengar dari teman2 mahasiswa.. Bahkan tidak sedikit dari teman2 saya yang “buka-bukaan” bercerita tentang pengalamannya. saya jadi miris, mahasiswapun rupanya sudah tak sedikit yang mengalami dekadensi moral!!!! Makin memprihatinkan saja generasi muda!!!

18 10 2010
iwanresa

ini refleksi buat kita, utk sama2 memikirkan bgm upaya mengantisipasi tingkat gradasi moral makin tinggi

19 10 2010
Tamba Budiarsana

Hmm..begitulah keadaan negeri ini sekarang. Kemerosotan moral dimana-mana. Ga pemimpin, ga pelajar dan orang – orang yang katanya berpendidikan malah melakukan hal-hal tidak terpuji. Norma-norma agama seakan menguap entah kemana.
Nice info Sob. Salam kenal ya. 🙂

21 10 2010
iwan prasetya

ya, Mas..reportase ini bkn skdr mnyuguhkan realitas, tapi jg perenungan, kenapa terjadi & bgm menekan angka dekadensi moral..Trims sdh visit ke blog saya. Sukses!

21 10 2010
Pendar Bintang

Hm….

Cerita seperti ini sudah saya sudah mendengarnya di lingkungan kost saya dulu sewaktu di Malang.

Dunianya sudah seperti itu, kalau di ajak bicara dari hati kehati jawabannya cukup membuat kita menarik nafas panjang “udah terlanjur, hancur ya hancur” astaugfirullahaladzim….

Bahkan ada sahabat saya yg sampai punya anak, dan kalau saja sahabat saya mau dengan rela memberikannya pada keluarga sederhana kami pastinya saya akan bahagia, karena saya lihat dia tidak menginginkan anak itu dan kini memberikannya pd orang lain…

Dan…
Saya punya seorang kenalan di badan legislatif, mabes polri yang ternyata doyan daun mudah. tentu saja mereka menawarkan materi…
ALhamdulillah, Allah masih menunjukkan jalan yang benar pada saya 🙂

Tulisan yang menarik, mas.

Salam.

22 10 2010
iwan prasetya

terimakasih atas commentnya,..ada kawan saya, orangnya sgt religius tp sayangnx ekstrim, over fanatik, dlm memandang terlalu simpel, dia bilang saya menyajikan pornografi dlm reportase. saya cuma tepuk bahunya, dan bilang “lebih luaslah dlm menilai segala sesuatu. lagipula, dekadensi moral takkan terpangkas hanya dgn Anda berteriak-teriak saja. cobalah utk melakukan sesuatu, nulis blog berisi ceramah, misalnx. itu akan lbh baik dr pd marah2 tanpa media yg jelas”..Saya juga trenyuh mendgr kisah kwn Anda itu. Dan itulah satu dari sekian banyak realitas sosial yg terjadi..

23 10 2010
Hairullah

Terkadang kita sering menyalahkan indonesia.. Tapi kok kita gak pernah nyalahin orangnya ya 🙂

Sama seperti anak Adam dan Hawa .. Yang membunuh saudaranya,, adam dan hawa udah ngajarin yang baik kok,, tapi kok dia ngikutin hawa nafsunya ya 🙂

23 10 2010
iwan prasetya

betul mas, kita lebih tergiring pada opini scr global..salam jabat erat!

24 10 2010
Hairullah

Kok cuman 3 post aja ya mas di blognya.. 🙂
Kan coment nya jadi tapoental tapoelilit

27 10 2010
iwan prasetya

mosok ahhh, coba jelajah lagi halaman per halaman..

1 11 2010
Hairullah

Moral kaum hawa semakin merosot… Saya berharap seluruh manusia bisa memandang dunia bukan untuknya sendiri 😦

6 11 2010
iwan prasetya

hus! itu kesempatan bagi sales BH buat promosi kok..he he he

16 11 2010
hudaesce

betul mas, film Thailand yang Ong-bak tu emng sangat menarik karena tanpa efek dan goresan CGI.bahkan aku punya tu koleksi Film ongbak sampai versi Ongbak III

17 11 2010
iwan prasetya

yang Tony Jaa jadi Thien tu ya? sehausnya film silat klasik kita punya sentuhan kayak gitu ya? keren, tak meninggalkan tradisionalnya..

18 11 2010
Hairullah

Saya tetap suka actionya matrix.. Slowly, slowly,, menghanyutkan!! Visit to my blog

6 12 2010
iwan prasetya

Matrix merupakan salah satu pelopor genre baru dlm koreografi action dan kameranx. ada dua master yg menggarap jd sdmikian hebat: sutradara kembar larry & andy wachowsky, serta sutradara gaek hongkong yg jadi penata silat film2 hollywood: Yuen Woo Ping. thanks, Lah! tunggu balasanku ke blog you!

5 12 2010
Deye

Wah jangan2 begitu bangun tidur langsung jago kungfu nih 😀 -ciatt-

6 12 2010
iwan prasetya

he he he..itu penyakit waktu lajang dulu, kalo dibangunin mendadak bisa terkejut, refleks pasang jurus! begitu punya istri berubah, takut nggak ‘dikasih’ he he he! thanks, bro atas visitnya!

10 12 2010
Laporan Blog Akhir Tahun « miracle world

[…] to teman – teman di forum borneo seperti mbah sastro, mr.akhta , ki ngatirin, mas resa, Pak bayu, pak Yusman, Pak Zarod, pak luluk, hendra dan teman – teman lainnya yang mungkin […]

10 12 2010
roby

eh mas, ngemeng – ngemeng elu yang kungfu master wong fei hung, di pasar ada dvd yang judulny Aku: Bruce lee sang master kungfu.

11 12 2010
iwan prasetya

tapi itu bukan karena mimpi ‘kan? he he he…

4 01 2011
Sya

Perkembangan Islam di Tiongkok semakin pesat ya

5 01 2011
iwan prasetya

Alhamdulillah, semoga juga mampu memberikan kesan yg menyejukkan, hingga makin pesat lagi perkembangannya. Bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas

Tinggalkan Balasan ke iwanresa Batalkan balasan